When My Guitar Gently Weeps Part 1

Musim panas, rambutnya dibiarkan panjang berantakan menutupi tengkuknya yang kegerahan membuat Gilbert sedikit tidak nyaman. Dirinya sudah cukup besar sekarang, tidak perlu berbelanja bersama ibunya atau kakaknya Lea yang bisa sangat cerewet karena Gilbert yang semaunya sendiri.

Di punggungnya tampak sebuah bungkusan besar, dari bentuknya sudah kelihatan bahwa itu adalah sebuah gitar. Musim panas kali ini dirinya sibuk mempelajari alat musik yang tampaknya bisa membuat Gilbert digandrungi gadis-gadis. Sebuah siaran radio yang membahas tentang selera gadis tentang laki-laki idaman membuatnya berinisiatif membeli gitar.

Katanya, laki-laki yang menyanyikan lagu pada seorang gadis terlihat sangat keren. Katanya sih. Karena itu dia sekarang masuk ke Leakey Cauldron pada pukul dua siang, saat teman-teman sekolahnya mulai mengakhiri hari berbelanja mereka dan beristirahat di bar itu. Dia duduk di meja tengah, posisinya cukup strategis.

Hela nafas sebentar, tangannya menyisir rambut panjangnya asal. Berharap efeknya membuat gadis-gadis itu terpukau. Dikeluarkannya gitar akustik dari bungkusnya, kemudian memetik beberapa nada awal. Pandangan diedarkan ke sekeliling ruangan, mencari gadis yang duduk terdekat dengan mejanya. Ah, itu dia…

Jreeeeng.

Sorot matanya melembut, memandang gadis yang sedang duduk tenang menghabiskan minumannya. Dan Gilbert berdeham pelan. Kursinya diputar menghadap gadis itu dan memulai lagunya.

“Is there anybody going to listen to my story…” suara Gilbert melantunkan lirik sendu sambil memetik gitarnya, “…all about the girl who came to stay.”


Credit :

Leave a comment